Wednesday, 16 April 2014

PROSES KEMASUKAN ISLAM DI TUNISIA

Tidak begitu banyak sejarah yang didapati untuk menunjukkan masuknya Islam ke negeri ini. Namun sedikit fakta sejarah menunjukkan bahawa Islam mula masuk dan berkembang di Tunisia pada masa Umayah tatkala mulai melebar kekuasaannya ke Barat hingga Tunisia.Ertinya, Tunisia adalah tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim.

Pada abad ke-7 selepas Masihi,khalifah Umaiyah di Damaskus di bawah komandan Uqbah bin Nafi seorang sahabat Rasulullah SAW mengirimkan para mubaligh dan pasukannya ke arah Afrika Utara masuk Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah berhasil menaklukkan Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibu­kota pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara. Tahun 683, komandan Uqbah beserta seluruh tentaranya berhasil menaklukkan kota Kiwaran (selatan Tunisia) yang sekarang di sebut Moroko dan mendirikan masjid pertama di Afrika.

Sejak saat itu perkembangan Islam di Tunisia setapak demi setapak mulai menunjukkan hasilnya. Keyakinan-keyakinan warga setempat pada agama dan kepercayaan dari nenek moyang mereka, termasuk budaya-budaya jahiliah,sedikit demi sedikit hilang.Setelah dengan pemahaman Islam berkembang, masyarakat mula sedar bahawa apa yang mereka telah lakukan selama ini adalah suatu perbuatan yang menyesatkan. Islam telah memberikan pencerahan sekaligus menyejukkan hati dan menenteramkan jiwa mereka. Agama Islam mendapatkan sambutan yang luar biasa.

Pada 698 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia. Bahkan pada tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke Eropah dengan berhasil menaklukkan Andalusia di Sepanyol dan kawasan Iiberia di sekitarnya.

Pada tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat khalifah, namun kemu­dian dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M, Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kota Tunisia.

Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973), Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah Utsmaniah ini, Tunisia menjadi wilayah di bawah pemerintahan Dinasti Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan Huseini (1705 –1957). 
Karana itulah, Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan sejarah Islam terpenting di Tunisia, selain Masjid Ezzitouna di kota Tunisia. Di Kairouan dan Mahdia, kita dapat mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama serta istana sisa peninggalan peradaban Islam.

Semenjak itu Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa islam. Kemudian pada tahun 1881 M. Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Hunaisiyah, menyerah pada Prancis. Dan Tunisia menjadi jajahan Perancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1965 M.



No comments:

Post a Comment