PROSES KEMASUKAN ISLAM
DI TUNISIA
Tidak begitu banyak
sejarah yang didapati untuk menunjukkan masuknya Islam ke negeri ini. Namun
sedikit fakta sejarah menunjukkan bahawa Islam mula masuk dan berkembang di
Tunisia pada masa Umayah tatkala mulai melebar kekuasaannya ke Barat hingga
Tunisia.Ertinya, Tunisia adalah tanah yang ditaklukkan oleh kaum Muslim.
Pada abad ke-7 selepas
Masihi,khalifah Umaiyah di Damaskus di bawah komandan Uqbah bin Nafi seorang
sahabat Rasulullah SAW mengirimkan para mubaligh dan pasukannya ke arah Afrika
Utara masuk Tunisia bersama pasukannya. Tahun 647 M pasukan Uqbah berhasil
menaklukkan Sbeitla (Sufetula) yang menandai bermulanya era Arab-Islam di
Tunisia. 13 tahun kemudian, yaitu pada tahun 670 M (50 H ) Uqbah r.a. berhasil
menaklukkan kota Kairouan dan kemudian menjadikannya sebagai ibukota
pemerintahan dan pusat penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara. Tahun
683, komandan Uqbah beserta seluruh tentaranya berhasil menaklukkan kota
Kiwaran (selatan Tunisia) yang sekarang di sebut Moroko dan mendirikan masjid
pertama di Afrika.
Sejak saat itu
perkembangan Islam di Tunisia setapak demi setapak mulai menunjukkan hasilnya.
Keyakinan-keyakinan warga setempat pada agama dan kepercayaan dari nenek moyang
mereka, termasuk budaya-budaya jahiliah,sedikit demi sedikit hilang.Setelah
dengan pemahaman Islam berkembang, masyarakat mula sedar bahawa apa yang mereka
telah lakukan selama ini adalah suatu perbuatan yang menyesatkan.
Islam telah memberikan pencerahan sekaligus menyejukkan hati dan menenteramkan
jiwa mereka. Agama Islam mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Pada 698 M, pasukan
Islam di bawah pimpinan Hassan bin an-Nu’man dan Musa bin Nashr berhasil
menaklukkan Carthage. Islam kemudian berkembang pesat di Tunisia. Bahkan pada
tahun 711 M –masa keemasan Dinasti Umawiyah– agama Islam telah tersebar ke
Eropah dengan berhasil menaklukkan Andalusia di Sepanyol dan
kawasan Iiberia di sekitarnya.
Pada tahun 748 M, Dinasti Umawiyah digantikan oleh Dinasti Abbasiah. Peristiwa
ini menyebabkan Tunisia terlepas dari pengawasan pusat khalifah, namun kemudian
dapat dikuasai lagi oleh Dinasti Abbasiah pada tahun 767 M. Pada tahun 800 M,
Ibrahim Ibn Aghlab ditunjuk sebagai Gubernur Afrika Utara yang berkedudukan di
Kairouan. Pada masa ini, Mesjid Agung Ezzitouna didirikan di kota Tunisia.
Masa-masa selanjutnya adalah era kejayaan peradaban Islam di Tunisia dan
kawasan Arab Maghribi. Dinasti Aghlabiah (767-910), Fatimiah (910-973),
Ziridiah (973-1062), Almohad (1159-1228) dan Hafsiah (1230-1574) silih berganti
memegang tampuk kekuasaan di Tunisia, hingga masuknya Tunisia dalam wilayah
Khilafah Utsmaniah (1574-1591). Di masa Khilafah Utsmaniah ini, Tunisia menjadi
wilayah di bawah pemerintahan Dinasti Dey (1591-1659), Mouradi (1659-1705) dan
Huseini (1705 –1957).
Karana itulah,
Kairouan dan Mahdia kini menjadi kota tujuan sejarah Islam terpenting di
Tunisia, selain Masjid Ezzitouna di kota Tunisia. Di Kairouan dan Mahdia, kita
dapat mengunjungi masjid-masjid tua, benteng, makam para ulama serta istana
sisa peninggalan peradaban Islam.
Semenjak itu Tunisia
diperintah oleh penguasa-penguasa islam. Kemudian pada tahun 1881 M. Muhammad
Sadiq, raja dari kerajaan Hunaisiyah, menyerah pada Prancis. Dan Tunisia
menjadi jajahan Perancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada
tahun 1965 M.